Senin, 30 Juni 2014

KUKANG


Kukang Ku



Ketika di tengah malam, (sabtu 28.6.2014) jam 11.20 saya melewati hutan antara Meliau - Tayan (kab Sanggau, Kalbar), saya melihat seekor Kukang berada di pinggir jalan. Sontak saya berhenti dan langsung turun untuk melihat nya. Karena tidak bisa berjalan dengan cepat, saya berusaha dengan lembut menangkapnya. Setelah tertangkap barulah ketahuan, sepertinya Kukang itu dalam keadaan sekarat. Akhirnya saya putuskan untuk membawa nya pulang. Kukang termasuk ordo Primata yang ukuranya tidak lebih besar dari kucing rumahan. 

Sesampainya di rumah, Kukang tersebut saya masukkan ke dalam sangkar besi, dan saya beri makan buah pisang nipah, kemudian saya tutup sangkar dengan kain dan saya letakkan di tempat yang gelap, agar dia tidak stres dan tenang. Satu jam kemudian saya liat lagi ternyata buah pisang tersebut habis di makan. Saya sedikit lega, karena jika mau makan di dalam sangkar, tandanya masih ada kesempatan untuk hidup. Setelah dua hari di dalam kandang, kukang tersebut mulai terbiasa, dan mulai bergerak dan berjalan jalan di dalam kandang. Tetapi muncul juga rasa kebingungan. Setelah saya pikir - pikir siapa nanti yang akan mengurus nya setiap hari. Sedangkan saya tidak ada waktu karena harus kerja ke luar kota setiap minggu. Tetapi jika tidak saya bawa pulang, saya kasihan kalau dia mati.


Sebagai orang yang mendukung penuh program Konservasi Alam dan semua satwa langka di lindungi, sebenarnya saya tidak harus menangkapnya, apalagi di bawa pulang untuk di jadikan binatang peliharaan. Karena kukang termasuk salah satu satwa yang di lindungi. Seharusnya saya membiarkan apa yang seharusnya terjadi dengan alami. Biar semuanya alam yang mengatur, tanpa campur tangan manusia. Saya melakukannya karena saya punya alasan yang kuat. Selain Kukang tersebut dalam keadaan sekarat, dia bisa di bunuh predator seperti kucing hutan atau musang kapan saja jika berjalan di atas tanah. Karena tempat kukang adalah di atas pohon yang tinggi. Dan rasa iba saya jugalah yang telah mengalahkan semua rasio. Tetapi saya tetap berpegang pada prinsip, saya tidak bisa membiarkan dia mati. 

Tinggal sekarang saya memikirkan jalan keluarnya, apakah terus saya pelihara di rumah, atau saya lepas kembali di tempat asalnya setelah dia sehat. Jika kalian punya ide brilian, boleh juga sumbangsih saran bagaimana jalan keluar yang baik untuk kukang saya.


Anthonny Caugar WNGWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar