Minggu, 13 Juli 2014

GAZA MEMBARA


Melihat Gaza Dengan Mata Hati


Tanggal 9 juli 2014 bangsa Indonesia sukses merayakan pesta demokrasi. Saya bilang sukses karena terlaksananya pemilu capres dan cawapres dengan tertib dan damai. Sebagai bangsa pluralisme yang besar kita patut bangga dengan kedamaian di tengah perbedaan. Sambil menunggu keputusan pemenang capres dan cawapres yang di umumkan tanggal 22 juli, kita semua sudah di kejutkan dengan berita baru, yaitu serangan Israel di Jalur Gaza dengan tajuk "Gaza Membara".

Saya agak terkejut karena banyak stasiun tv dan surat kabar menyiarkan berita tentang Israel yang memborbardir Palestina di Gaza. Serangan itu menuai kecaman dan protes keras dari seluruh dunia, terutama dari negara – negara islam. Saya kemudian bertanya tanya apa sebabnya sampai Israel semurka itu. Pasti ada sebabnya sampai Israel seperti ingin membumi hanguskan Palestina.
Dari info yang saya dapat katanya tiga pemuda Israel telah di culik oleh Hamas di Gaza. Kemudian Israel menuntut balas. Dari info lain yang saya dengar, Hamas melakukan penculikan itu karena membalas Israel yang telah menembakan roket ke markas Hamas. Masing – masing mengaku bahwa dirinya benar, dan tidak ada yang mau kalah, alias keras kepala. Dari berita yang simpang siur tersebut, saya tidak tau mana yang benar atau salah. Dan kenyataan nya sekarang Gaza telah di gempur habis – habisan oleh Israel.

Konflik yang berkepanjangan antara Israel – Palestina bukanlah berita baru bagi dunia. Dan konflik ini sudah menelan korban ratusan bahkan ribuan jiwa dari kedua belah pihak, baik itu militer ataupun warga sipil. Atasa dasar kemanusiaan saya pribadi juga tidak membenarkan tindakan Israel yang telah meng agresi Palestina secara militer. Semua bentuk penjajahan dan penindasan harus di hapuskan di seluruh dunia, karena kemerdekaan itu adalah hak yang paling hakiki semua bangsa di muka bumi. Tapi saya juga tidak menelan semua berita itu dengan mentah – mentah.

Jatuhnya korban dari pihak Palestina terus menerus di tayangkan secara berulang ulang. Sedangkan dari pihak Israel tidak pernah di liput. Dalam merangkai dan menyiarkan berita, stasiun tv dan surat kabar di Indonesia kadang terkesan berat sebelah atau memihak. Semua ini seperti di rangkai sedemikian rupa oleh kelompok tertentu guna menuai satu kepentingan golongan untuk menuai simpati.

Walaupun Indonesia bukan negara islam, tapi Indonesia adalah negara yang berpenduduk mayoritas islam. Oleh karena itu Indonesia juga berperan aktif dalam perdamaian di timur tengah, terutama perdamaian Israel – Palestina. Tapi menurut sudut pandang saya, masyarakat Indonesia sering salah mengartikan dalam memandang masalah konflik di Palestina. Masyarakat Indonesia sering mengartikan bahwa yang terjadi di Palestina adalah perang agama antara islam melawan kaun zionis yahudi.  Tidak banyak yang tahu bahwa persentase terbesar penduduk di Palestina adalah penganut yahudi bukan muslim atau nasrani yang selama ini dikenal. Hal ini disampaikan oleh Duta besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi ketika ditemui dalam seminar memperingati Hari Internasional Solidaritas untuk Palestina yang berlangsung di Auditorium Yustinus Universitas Atmadjaya, Jakarta Rabu (30/11/2011). Perang mereka adalah perang untuk memperebutkan tanah air, bukan perang agama. Dan masalah seperti ini sepertinya terus menerus di jadikan alat untuk mendoktrin masyarakat Indonesia, dan sepertinya berhasil.

Indonesia adalah negara pluralisme yang besar. Terdiri dari banyak suku bangsa, agama, budaya dan bahasa. Oleh karena itu tidak lah tepat jika Indonesia menjadi negara agama. Sudah benar jika negara kita adalah Bhineka Tunggal Ika, berbeda beda tetapi tetap satu, INDONESIA. Akan tetapi saya tetap berprinsip, bahwa kita harus menghargai hak untuk hidup semua makluk hidup dan bernafas ciptaan Tuhan di seluruh muka bumi ini, yaitu Manusia, Binatang dan juga Tumbuhan.

Peace For The Palestinians,, Peace For Humanity.

AC WNGWT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar