Kamis, 15 Mei 2014

Perburuan Bebas Burung Eksotis

TAJAK, Burung Eksotis Yang Masih Di Buru


Ketika sedang melihat lihat barang di sebuah toko di daerah Rawak, kabupaten Sekadau Kalimantan Barat, masuklah seorang pemuda sambil menenteng sebuah senapan angin berkaliber besar lengkap dengan teropong dan lasernya. Dia langsung mendatangi seorang pelayan toko menanyakan perlengkapan barang untuk senapannya. Ketika dia sedang berbincang dengan pelayan toko  tersebut, tanpa sadar mata saya seperti tak berkedip memandangnya.

Saya seperti terkesima melihat dia dengan senapanya yang nampak seperti seorang pemburu yang gagah perkasa. Dengan penuh penasaran akhirnya keluar juga pertanyaan dari bibir saya untuk pemuda itu. “Biasa berburu apa bang, tupai apa burung?”. Tanya saya padanya. “Rusa” jawabnya dengan tegas. “Emang kaliber senapan ini mampu untuk membunuh rusa??” tanyaku lagi padanya. Lalu dengan santai dia menjawab “senapan ini biasanya saya pakai untuk menembak Tajak”. “Hahhhhhhhhh,,,, Tajakkkkk???” tanpa sadar suara saya nyaring terdengar oleh semua pelanggan toko. Akhirnya semua orang saling berpandangan satu sama lain lalu memandang saya. 

Setelah mendengar kata Tajak, saya makin bertambah penasaran untuk terus bertanya padanya. Lalu tanpa sadar saya bertanya kembali padanya “Emang di daerah sini masih banyak Tajak ya bang, emang masih boleh menembak Tajak, kan sudah di lindungi?” tanyaku lagi seperti seorang ketua RT sedang menginterogasi warganya yang habis kemalingan. Hehehe,,, lebay.com. Setelah mendengar kata Tajak saya tidak berhenti bertanya padanya.

Tajak adalah bahasa daerah di perhuluan Kalimantan Barat yang berarti burung Enggang atau Rangkong. Burung ini adalah maskot propinsi Kalimantan Barat yang sekarang sudah di ambang kepunahan dan masuk daftar konservasi dengan status “Rawan”. Karena pertanyaan saya yang tiada henti tentang Tajak, akhirnya dia memandang saya, dengan wajah sedikit risau dan was – was dia bilang pada saya seperti setengah berbisik “kalau mau menembak Tajak sih bisa, tapi jangan ketahuan sama aparat. Kalau ketahuan aparat kita bisa di tangkap, karena Tajak sekarang sudah di lindungi”, jawabnya. Sambil manggut – manggut saya tetap heran dengan pernyataannya.
 
Sekarang semuanya sudah jelas, masyarakat luas sebenarnya sudah tahu bahwa Tajak atau Enggang adalah jenis satwa yang di lindungi, tetapi masyarakat luas seperti tidak perduli atau tidak mau tahu. Ini semua masih sering terjadi di luaran sana karena kurangnya sosialisasi petugas atau dinas terkait seperti BKSDA, Pemerintah atau Polhut sebagai instansi paling depan di lapangan ke masyarakat arus bawah. Menjaga keanekaragaman hayati sebenarnya adalah tugas kita bersama. Ini adalah PR besar untuk kita semua. Belum ada kata terlambat. Dari sekarang bisa kita mulai pada generasi yang jauh di bawah kita untuk mencintai alam dan isinya. 

Anthonny Caugar WNGWT

 
                   

1 komentar:

  1. Kalau tidak ada perhatian kusus dari pemerintah, lama kelamaan juga bisa punah

    BalasHapus