Ketika saya
sedang di warung makan di kota Sintang, Kalimantan Barat, duduk di depan saya
empat orang gadis yang hendak makan juga. Karena kami duduk bersebrangan, lalu saya mulai bertanya pada mereka.
Pertanyaan saya sangat simpel dan sederhana, misalnya mereka berasal dari mana,
lahir dan tinggal dimana. Mereka menjawab bahwa satu orang lahir di Medan,
ketika berumur 10 tahun baru pindah di kota Sintang. Yang tiga lainnya memang
asli dari Sintang, artinya mereka lahir dan tumbuh di Sintang. Kemudian iseng –
iseng saya keluarkan HP dan saya tunjukan foto seekor Bekantan , lalu saya
tanya pada mereka satu persatu. Dengan sedikit penasaran mereka memandang saya
dan mulai menjawab. Jawaban mereka semuanya berlainan. Ada yang menjawab, Kera,
Orangutan, Monyet dan Bekantan. Yang membuat saya tidak habis fikir adalah,
satu dari mereka yang bukan berasal dari Kalimantan justru mrnjawab dengan
benar, yaitu Bekantan.
Bekantan
adalah sejenis binatang primata yang bukan introduksi, tapi endemik Borneo,
artinya adalah binatang asli yang benar – benar berasal dari pulau Borneo itu
sendiri. Jika kita
mengenal lebih jauh, satwa ini tidak kalah uniknya dengan Orangutan yang selama
ini di anggap lebih tinggi pamornya dari pada Bekantan. Dengan warna kemerahan
kombinasi kelabu, Bekantan jantan bisa tumbuh dengan berat 20 - 30 kg. Ciri
fisik yang jantan dan betina agak sedikit berbeda. Selain ukuran tubuhnya,
Bekantan jantan mempunyai hidung yang sangat besar, seperti hidung orang bule
hehe,,, Maka dari itu warga Kalimantan Barat sering menyebut Bekantan dengan
sebutan Kera Belanda. Selain satwa Endemik, bentuk hidung itulah yang membuat
Bekantan merupakan satwa unik dari Borneo.
Dengan
hilangnya beberapa jenis pohon akibat pembalakan hutan liar seperti Rengas
salah satunya yang daunnya merupakan menu kegemaran Bekantan, dan tingginya
tingkat deforestasi hutan mangrove yang merupakan habitat asli Bekantan membuat
populasi binatang ini dari tahun ke tahun terus menurun. Bekantan adalah jenis
primata herbivora murni. Bekantan berbeda dengan jenis primata lainnya. Jika di
lihat dari menu dan habitatnya, Bekantan susah untuk di jadikan sebagai
binatang peliharaan. Tetapi yang lebih mengherankan adalah masih saja ada orang
yang ingin menjadikan Bekantan sebagai peliharaan di rumah.
Jika kondisi
sepert ini tidak di tangani dengan serius oleh pemerintah dan instansi terkait,
tidak mengherankan jika suatu saat nanti populasi bekantan di Kalimantan akan
punah. Di perkirakan populasi Bekantan saat ini hanya berjumlah 5 – 6 ribu
saja. Lajunya
angka menurunnya populasi Bekantan di alam liar, maka Bekantan masuk dalam
daftar Konservasi dengan status Endangered / terancam punah. Bahkan status
Bekantan termasuk APENDIX I, yang artinya tidak boleh di perjual belikan atau
di perdagangkan baik nasional dan internasional.
Belum
terlambat untuk menyelamatkan satwa endemik ini dari kepunahan di bumi Borneo.
Ini semua adalah bukan semata tugas pemerintah saja, tapi ini adalah tugas kita
semua sebagai masyarakat yang bisa mencintai hutan, alam dan segala isinya.
Inilah
sekelumit cerita dari saya tentang Bekantan untuk kita semua.
Semoga bermanfaat,, terima kasih atas atensi anda.
Anthonny
Caugar WNGWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar